MEDIA POLRI – Pengamat Militer dan Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menekankan pentingnya adopsi teknologi baru untuk meningkatkan akuntabilitas Polri, termasuk pemakaian bodycam (kamera tubuh) bagi personel di lapangan.
Menurutnya, bodycam dapat menjadi alat penting dalam memberikan bukti visual atas kejadian di lapangan, sehingga tidak hanya bergantung pada keterangan saksi atau pengakuan. Namun, penerapannya harus didukung regulasi yang jelas agar tugas polisi dapat dijalankan secara konsisten.
“Penggunaan bodycam diharapkan mampu meningkatkan akuntabilitas dan mendukung penyelidikan. DPR dan Polri perlu memperketat pengawasan serta memastikan regulasi yang mendukung implementasi teknologi ini,” ujar Khairul Fahmi, Kamis (5/12/24).
Selain itu, ia juga menyoroti desakan evaluasi terkait penggunaan senjata api oleh polisi, yang mencuat pasca insiden penembakan siswa di Semarang. Meskipun aturan mengenai penggunaan senjata api sudah jelas, evaluasi tetap diperlukan untuk memastikan penerapan yang tepat di lapangan.
“Desakan evaluasi semacam ini sering muncul. Ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap prosedur penggunaan senjata api,” pungkasnya.
Khairul Fahmi menambahkan bahwa langkah-langkah seperti penggunaan bodycam dan evaluasi senjata api perlu dilakukan secara menyeluruh untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi Polri. Ia menegaskan bahwa transparansi dalam penegakan hukum harus menjadi prioritas utama.
“Dengan adanya bukti visual dari bodycam, proses penyelidikan akan lebih mudah dan obyektif. Di sisi lain, evaluasi penggunaan senjata api akan memastikan personel lebih bijak dalam mengambil tindakan sesuai prosedur,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan berkala bagi anggota Polri agar lebih siap dalam menghadapi situasi di lapangan. Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga menyangkut pemahaman hukum dan pendekatan humanis dalam menjalankan tugas.
“Polri harus memastikan bahwa setiap anggotanya tidak hanya paham prosedur, tetapi juga memiliki kepekaan sosial. Dengan begitu, pelayanan kepada masyarakat akan lebih maksimal dan profesional,” kata Khairul Fahmi.
Ia berharap bahwa dengan sinergi antara teknologi, regulasi, dan pelatihan, Polri dapat semakin profesional dan akuntabel, sehingga mampu menjawab tantangan keamanan yang semakin kompleks di masa depan.@red







